Alasan Rasulullah Lebih Mencintai Khadijah Daripada Istri Lainnya


The man who can’t be moved – lagu karya band “The Script” mengingatkan tentang kisah cinta sejati Rasulullah. Ya, kisah cinta Rasulullah Bersama Khadijah. Cinta Nabi sungguh begitu dalam kepada Khadijah, dan di antara istri nabi hanya Khadijah seorang yang paling Rasulullah cintai. Sehingga, di dalam beberapa riwayat, istri Nabi begitu cemburu karena Nabi yang tak bisa melupakan sang pujaan hati – Khadijah.


Begitulah hati laki-laki, hati laki-laki Allah ciptakan untuk tidak mungkin bertemu dua cinta persis sama. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah pada QS. An-Nisa : 129 : “Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istrimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian,…” 


Adil yang dimaksud dalam ayat diatas adalah adil terhadap perasaan (cinta). Demikian pula Rasulullah, hanya Khadijah yang beliau cintai sangat mendalam. Menjadi pertanyaan besar, Apa yang telah Khadijah perbuat sehingga bisa memenangkan hati Hamba yang dicintai Allah?


Kisah Cemburunya Syaidah Aisyah Kepada Syaidah Khadijah

Suatu ketika ada yang berkunjung ke rumah Rasulullah. Saat suara tamu terdengar, Rasul sontak bergegas menjawab salam dan menyambut tamu tersebut, karena perawakan suaranya mirip dengan suara Khadijah, maka Rasul bersemangat untuk membukakan pintunya. Ternyata tamu tersebut adalah saudaranya Khadijah.


Rasul pun menyambut dan melayani tamu tersebut dengan sepenuh hati. Sampailah Aisyah (istri Rasulullah saat itu) cemburu melihat sikap Rasul yang bersemangat menyambut saudara Syaidah Khadijah.Tidak tanggung-tanggung Rasul saat itu menyembelih kambing untuk menghidangkanya kepada keluarga Khadijah. 


Rindu yang tak terbendung akan sosok Khadijah, sukses membuat Aisyah berada di puncak kecemburuannya kepada Khadijah. Aisyah pun menggerutu, “Khadijah lagi, Khadijah lagi.”


Kecemburuan Aisyah pun terus berlanjut hingga suatu ketika Nabi hendak keluar rumah dan menyebut nama Khadijah, Aisyah yang terbawa api cemburu mengatakan, “Khadijah hanyalah perempuan tua dan bukankah Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik?”


Rasulullah yang marah mendengar perkataan Aisyah menjawab, “Tidak, Demi Allah, tidaklah Allah menggantinya dengan yang lebih baik darinya. Khadijah mempercayaiku saat semua manusia mengingkariku. Ia membenarkan perkataanku kala semua orang menganggapku dusta. Ia melapangkanku dengan hartanya kala semua orang tak membantuku sepeserpun dan Allah memberiku keturunan darinya, yang tak diberikan oleh istri-istriku yang lain.”


Kemudian, setelah Syaidah Aisyah mendengar jawaban tersebut, beliau pun meminta maaf kepada Rasulullah.

 

Kisah Romantisme Rasulullah Bersama Syaidah Khadijah

Kisah ini bermula saat Rasulullah mendapatkan wahyu dari malaikat Jibril saat berada di gua hira. Jibril yang terus memanggil “Muhammad, Muhammad.” Membuat Rasul ketakutan, karena ketika melihat ke langit ada orang bertubuh besar yang duduk di antara langit dan bumi.


Rasulullah pun pulang ke rumah Khadijah, sambil berkata, “Zammiluni, zammiluni.” “Dasiruni, Dasiruni.” Langsung Khadijah memeluk Rasulullah dan membawanya masuk ke kamar serta menutup pintu agar Rasul tidak ketakutan  karena saat itu Rasul benar-benar ketakutan. Akhirnya, Nabi diselimuti Khadijah, dibelai hingga setengah ketakutan Nabi hilang - tenang. 


Khadijah pun menguatkan Rasul, “Suamiku sayang, kamu ini orang baik. Tidak punya musuh. Penyambung silaturahim. Yakinkan pada jiwamu aku akan selalu bersamamu dalam suka dan duka.”


Setelah mendengar perkataan Khadijah, nabi pun sepenuhnya tenang. Dipelukan Khadijahlah turun ayat Muddasir dan Muzammil. Maka ketenangan yang dimaksud ayat ini didapatkan dari perhatian istri yang shalihah.


Belum lagi Khadijah bersedia menemani Rasul untuk mencari tahu jawaban, siapa orang yang telah memanggil namanya di gua hira. Hingga Khadijah pun menawarkan diri, apabila orang itu datang maka Khadijah siap menemani beliau.


Setibanya orang itu kembali ke rumah Rasul. Khadijah menawarkan Rasul untuk duduk di kaki nya Khadijah agar tenang dan tidak takut. Lalu Khadijah bertanya, “Apakah Rasul masih bisa melihat orang tersebut?” dan Rasul menjawab, “iya”


Lalu, Khadijah menawarkan untuk Rasul bersembunyi dibalik punggung Khadijah. Khadijah pun menanyakan jawaban yang serupa, dan Rasul pun menjawab “iya.”


Kemudian, Khadijah berusaha mencoba membuka cadarnya seraya bertanya pertanyaan yang sama. Rasul menjawab, “Tidak melihatnya lagi.” Khadijah pun menjawab dengan kecerdasannya, “Ya rasul, sungguh tamu itu adalah Malaikat  karena tadi saya mencoba membuka cadar, dan oleh karena itu malaikat tidak akan melihat aurat seseorang.”


***

Begitulah salah satu kisah romantisme Rasulullah bersama Khadijah. Rasul selalu bisa menyelesaikan masalahnya saat pulang ke rumah Khadijah. Dan hal itulah yang membuat Khadijah lebih dicintai dari istri yang lain.


Bukan maksud membandingkan karena setiap istri rasul memiliki keistimewaan masing-masing. Tapi disaat Rasul bersama istri-istrinya selain Syaidah Khadijah, Rasul lebih banyak mencari ketenangan di masjid. Itikaf sampai 29 hari lamanya di kala Aisyah dan Hafsah saling cemburu.


Maka, berdasarkan kisah-kisah yang terjadi telah membantah berita buruk tentang rasul yang menikah karena nafsu. Bahkan kalau bukan atas perintah Allah, cukup Khadijah bagi Rasul. Tentu hikmah yang bisa didapatkan dari Rasul yang memiliki istri lebih dari 4 adalah sebagai bentuk contoh karakter wanita-wanita yang ada di dunia sebelum dan sesudah menikah dengan rasul. Mungkin next, kita bahas karakter istri-istri Rasulullah.



Post a Comment

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama