Makna Lagu Kelana : Tulus, Terjebak Quarter Life Crisis

Makna Lagu Kelana – Pada tanggal 3 Maret 2022, Tulus merilis lagu kelana di kanal Youtubenya. Tidak butuh waktu lama kanal youtubenya diserbu penggemar karena album ‘Manusia’ memiliki kesan menarik – bernostalgia dengan masa lalu. Tidak hanya lagu ‘Kelana’ ada beberapa lagu lain yang trending seperti hati-hati dijalan, Diri, Interaksi, serta Jatuh Suka.


Pertama kali mimin mendengar Lagu Kelana, menurut mimin ini lagu enak didengar. Namun, ketika dua kalinya mendengar, wow decak kagum sama kalimat yang ada di lagu ini tak terbantahkan.. ‘kita kemana? Mau kemana? Hendak mencari apa?’ kalimat yang sempurna menggambarkan kata ‘Kelana’. Jiwa penasaran mimin pun bangkit untuk melakukan riset, memahami dan mendalami makna lagu ini karena mimin yakin ini lagu benar-benar magis dan pasti memiliki makna yang duar..


Menurut KBBI sendiri arti kata ‘Kelana’ merujuk pada sesorang yang sedang melakukan sebuah perjalanan panjang namun tidak memiliki tujuan pasti hendak pergi kemana, seperti mencari sesuatu yang sudah lama dicari… apakah itu? Penasaran? Skuy simak ulasan makna lagu kelana berikut.. Check it out!!


TULUS

Bagian ke-1 Kelana

Terjebak di dalam baja beroda 
Di bawah raksasa tinggi
Dihantui bayang-bayang kelam
Berebut udara jernih di ramai kota menggantung
Mimpi yang entah di mana

Terjebak pada alur proses pendewasaan yang mau tidak mau harus dilewati setiap manusia. Pada fase ini lah terkadang menjadi beban moril untuk seseorang yang hendak berkembang. Hal yang membuat fase ini berat ialah harapan orang-orang terdekat seperti keluarga yang mengharapkan kita segera untuk sukses, belum lagi bayang-bayang kelam akan masa depan yang belum pasti turut serta menghantui.


Fase dimana takut jika salah memilih jalan, pekerjaan, pasangan dan lainnya serba salah. Fase ini biasa dikenal dengan sebutan Quarter Life Crisis, suatu masa saat seseorang merasakan krisis emosional – bingung menentukan pilihan hidup – galau dengan ketidakpastian masa yang akan datang. Fase yang kerap menjangit pemuda usia 20 – 30 Tahun.


Bersama ketidakpastian di masa depan, berharap mendapatkan apa yang dicari dengan mencoba peruntungan di kota. Namun, yang didapat hanyalah pengap kota.  Entah kemana udara jernih beserta mimpi yang digantungkan dulu pergi.   


Bagian ke-2 kelana

Terik di mata dingin di raga
Keringat untuk apa
Dihantui ringkih lelah badan
Berjuta alasan untuk kulari pergi berjuta alasan tetap di sini 

Pada bagian ini, ‘Kelana’ menceritakan kisah seseorang besama kehampaan dalam menjalani fase Quarter Life Crisis. Lelah, capek, letih, berkeringat namun belum juga ada hasil. Ingin menyerah ketika berbicara terkait mimpi dan menikmati apa yang ada saja. Tetapi juga tidak mudah berprilaku demikian karena tuntutan menggapai mimpi juga besar apalagi kebanggan orang tua terhadap anaknya.


Bagian ke-3 kelana

Kita ke mana
Mau ke mana
Hendak mencari apa
Menumpuk untuk apa
Mimpimu, Mimpinya

Bagian ke 3 ‘Kelana’ menjadi reff sekaligus klimaks dari kelana itu sendiri. Segudang pertanyaan, “Sebenarnya mau kemana? Mau mencari apa dan menumpuk uang untuk apa?”. Jika sekedar mencari uang saja, uang bisa didapatkan dari mana saja. Kalaupun sudah terkumpul, memangnya mau digunakan untuk apa?


Pertanyaan yang mungkin dari kita sendiri sering mempertanyakannya di setiap perenungan dalam hidup menjadi orang dewasa. Berbicara ego dalam mendambakan mimpi dengan kenyataan sampai sekarang mimpi itu belum terwujud, dihimpit realita dalam memikul beban harapan untuk segera sukses karena melihat orang lain telah berhasil meraih mimpinya terlebih dahulu. 


Disinilah fase Quarter Life Crisis bekerja, kebimbangan dalam diri mimilih untuk melanjutkan hidup dalam menggapai mimpi atau memilih untuk menyerah dengan menikmati hidup apa adanya – sekedar bisa makan hari ini.


Bagian ke-4 kelana 

Lihat langit di balik jendela bening yang jadi
Arena juang belasan jam tiap hariku
Hariku, Di mana mimpiku
Di mana depan dulu yang kujadikan alamat tuju

Bagian terakhir dari Kelana menggambarkan seseorang yang belum berhenti berkelana – masih berjuang dengan mimpinya sembari bersenandung ‘Di mana mimpi, kenapa belum kunjung sampai’ ya perjalanan dewasa masih cukup panjang. Tapi, yang namanya perjalanan pasti ada tempat pemberhentian, cepat atau lambat semua akan sampai. Entah akan berakhir sebagai kisah indah atau tidak itu tergantung dari manusianya, tetap berjuang atau menyerah (?)


Banyak pelajaran yang dapat diambil dari lagu Tulus satu ini. Apa lagi bagian reff, itu bagian yang mimin suka. Entah kemana perjalanan ini akan berlabuh, jelas mimpi setiap orang berbeda-beda. Nikmati setiap perjalanan proses dengan jadikan mimpi sebagai motivasi dan jauhkanlah penyakit hati atas capaian orang. Terus berjuang dan perkuat harap dengan doa, InsyaAllah Bisa!! Semangatsee!!


Post a Comment

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama