Puisi Berjudul "Pesut Mahakam" dan "Danau Semayang Karya" Sultan Musa

Puisi, pasti sobat Baceday tidak asing lagi dengan kata tersebut. Adapun pengertian puisi adalah suatu bentuk seni sastra yang menggunakan bahasa dan kata-kata dengan kreativitas untuk menyampaikan perasaan, gagasan, atau pengalaman melalui penggunaan ritme, suara, makna, dan citra. Seni ini melibatkan ekspresi sastra yang umumnya memanfaatkan struktur dan gaya khas, termasuk elemen seperti rima, ritme, metafora, dan perbandingan untuk menciptakan keindahan dan mendalamkan makna.



Puisi dapat mengangkat berbagai tema, seperti cinta, alam, kehidupan, kemanusiaan, dan banyak lainnya. Ada berbagai bentuk puisi, termasuk puisi naratif yang bercerita, puisi lirik yang menyampaikan perasaan dan refleksi pribadi, atau puisi bebas yang tidak terikat oleh aturan struktural tertentu.

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan menyimak dua pusi Karya Sultan Musa yang  berasal dari Samarinda Kalimantan Timur Indonesia. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring.

Puisi pertama bejudul Pesut Mahakam.

Pesut Mahakam
seperti mimpi sederhana
melihatmu menguatkan senyuman
gerakanmu memadu kasih
bebas meliuk menautkan kasmaran
layaknya berbagi cerita
entah pada pertemuan keberapakah
kita—memudar gundah
pada riak yang belum pasti
atau melepas sedih
bersembunyi dalam kecipak

seperti memantik kembali
sesuluh pelukan hidup
pun menggambarkan ulang
sebuah sentuhan rasa
mengunci ingatan nyanyianmu
seruan riuh dalam tawa

diantara perahu-perahu
memintal kehangatan senja
adakalanya kau menjauh
dan kerap terasing
renyah tawamu perlahan pulang ke tepian

selayaknya aku terima
pada suatu waktu

beri aku karunia memanggilmu datang
sekibas senyum jumpa dan cerita
dalam rencana Tuhan selanjutnya

merambah doa kebaikan seorang pesungai
kelak kenanglah aku sebagai pencari teduh,
dan kau pun menangkap wajah langit
Kalimantan Timur, 2023


Puisi kedua judulnya adalah Danau Semayang 

DANAU SEMAYANG

kujelajahi senandung lembayungmu
ditemaram langit memberi arti
riak, gubang dan warna kecokelatan
ada banyak cerita di danau ini

dalam rona kedalaman yang tak berubah
terhampar dalam naungan cekungan
aroma jukut mengembalikan ingatan
serupa jejak etam mudik

danau telah membelah dadaku
arusnya mengantarkan haruan menganga
pada garis riak pepuyu bergerak
kadang pula baung terbaring tenang

pada dirimu,
kapal – kapal merangkai niat
menyapa arah cahaya yang tersisa
akan tetap ingat pulang
dari daratan yang luas
tak pernah membuatmu sendiri
merangkum gemuruh tetap kucandui
melapangkan jalan jiwa – jiwa yang menggengammu

panjang umur tak menggerukmu ke dasar
rumah bagi ikan – ikan yang memikat
meski kemarau bertamu
jalan karunia itu diairkan
meski kau hanya danau,
yang mampu menikam alam
ijinkan aku menilik keindahan
mengunci ingatan pelukanmu disini
‘sampai bersua kembali ‘
Kalimantan Timur, 2023
Karya lain dari Sultan Musa masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti Antologi Puisi Penyair Dunia “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB
(2020), “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya
Argentina – Indonesia (2021). Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama
Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan –Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional
Gunung Bintan – Jazirah ( 2019,2020,2021,2022,2023), Temu Karya Serumpun “Tanah
Tenggara” Asia Tenggara (2023) dan HOMAGI – International Literary Magazine. Tercatat
pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia”
Jakarta 2017. 

Sobat baceday dapat bersua dengan penulis puisi ini pada IG : @sultanmusa97

1 Komentar

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Posting Komentar

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama