[REVIEW BUKU] INSECURITY IS MY MIDDLE NAME - ALVI SYAHRIN

 


Menurut APA (American Association of Psychology), insecurity adalah perasaan kurang percaya diri dan kecemasan tentang tujuan atau kemampuan diri. Istilah ini belakangan tengah tren dan seolah mewabah di tengah kalangan muda. Keluar dari rasa tidak percaya diri (insecurity) bukanlah perihal mudah karena tidak semua orang bisa benar-benar memahami kesulitan yang dirasakan oleh orang yang tengah merasakannya. Melalui buku "Insecurity is My Middle Name" Alvi Syahrin mencoba untuk menjadi sahabat yang dapat memahami siapa saja yang tengah merasakan insecurity.

Judul: Insecurity Is My Middle Name
Penulis: Alvi Syahrin
Tahun: 2021
Penerbit: Alvi Ardhi Publishing

(Disclaimer)
Ulasan ini dibuat hanya untuk memberikan gambaran isi buku dan bukan untuk menggantikan isi buku itu sendiri. Jauh dari itu, pembaca sangat direkomendasikan untuk "berinteraksi" dengan buku ini secara langsung karena tulisan asli penulis jauh lebih berkesan dibandingkan ulasan singkat ini. Gaya penulisan Alvi Syahrin dalam mengurai kata-kata di buku ini akan membawa pembaca pada pengalaman yang meaningfull yang tidak akan didapatkan dari hanya sekedar membaca ulasan dari pembaca lain. 


Ulasan Buku Insecurity Is My Middle Name

Buku "Insecurity is My Middle Name" berisikan uraian tentang hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya insecurity. Pada buku ini diulas bagaimana faktor-faktor seperti fisik yang tidak ideal, ketakutan akan masa depan, dan membandingkan diri dengan orang lain dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri. 

Merasa insecure terhadap fisik yang kurang ideal barangkali adalah "masalah" yang paling sering dieluhkan oleh setiap orang. Di dalam buku ini diuraikan bahwa kecantikan fisik bukanlah segalanya. Penulis menjelaskan bahwa membangun value diri pada dasarnya lebih penting dari pada hanya sekedar memperhatikan standar kecantikan yang dangkal. Selain itu, pembaca juga diingatkan bahwa Allah tidak menilai hamba-Nya dari apa yang tampak pada fisiknya, melainkan dari apa yang diperbuatnya. Pada akhirnya, kita tidak membutuhkan validiasi orang lain untuk merasa berharga.




Topik menarik selanjutnya yang dibahas di buku ini adalah perihal takut gagal di masa depan. Insecurity dapat membuat seseorang berhenti mencoba karena takut gagal. Hal ini dapat merugikan diri sendiri karena bisa jadi keberhasilan yang dimimpikan hanya tinggal beberapa langkah lagi di depan.  Oleh karena itu, buku ini meyakinkan pembacanya untuk tidak berhenti berusaha. "I just gotta do what should I do". Selain itu, tujuan akhir dari segala usaha yang dilakukan di dunia adalah syurga. Oleh karena itu, ketika hidup telah kehilangan tujuannya, kita harus selalu ingat bahwa syurga adalah cita-cita yang paling utama.




Selain kedua permasalahan di atas, terdapat hal lain yang sering menyebabkan seseorang merasa insecure yaitu kebiasan membandingkan diri dengan orang lain. Pada dasarnya, akan selalu ada orang yang lebih baik dari kita. Mencoba menjadi "lebih" dari orang lain akan menjadi kompetisi yang tak akan pernah selesai. Alih-alih menjadikan orang lain sebagai standar, kita sebaiknya menjadikan diri kita yang kemarin sebagai patokan untuk menjadi lebih baik. 





Keistimewaan Insecurity Is My Middle Name(Personal opinion)


Personaly, aku sangat jatuh cinta dengan buku ini padahal jenis buku self-development seperti ini tidak terlalu aku gemari. Here's the reason why I highly recommend this book:
  • In terms of conten, sebagian besar dari poin-poin yang diuraikan di buku sangat relate dengan konteks kehidupan yang aku (dan kebanyakan orang) alami. 
  • Layout dan komposisi tulisan di buku ini menurutku pas sehingga tidak mengurangi penekanan pada makna tulisan yang ingin disampaikan oleh penulis di setiap halamannya.
  • Buku ini seolah mengurai segala hal yang selama ini hanya aku pendam dan tidak pernah diungkap kepada orang lain. Ada perasaan lega setelah membaca buku ini karena ia seolah paham segala hal yang "tak berani" dibuka untuk orang lain selain diriku sendiri.
  • Membaca buku ini membuat pembacanya seperti tengah deep talk dengan sahabat lama yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Sahabat yang paling mengetahui diriku dan bersedia mendengarkan segala keluh dan ketakutanku.
  • Encouragement dan Acknowledgement adalah dua hal yang aku temui ketika membaca buku ini. Salah-satu hal yang paling sering membuat seseorang terjebak dalam rasa tidak percaya dirinya adalah kurangnya apresiasi dari orang terdekat. Sering kali usaha yang belum terlihat hasil akhirnya membuat kita menyerah. Alih-alih menghakimi, isi buku ini memvalidasi emosi-emosi negatif yang dirasakan pembaca dan mengajak membaca lebih menghargai kelebihan yang ada pada diri sendiri.
  • Buku ini mengubah perspektifku tentang insecurity itu sendiri. Pembaca akhirnya dapat memahami bahwa pada dasarnya insecurity adalah hal yang normal terjadi pada siapa saja. Jika kita bisa melihatnya dari persepektif yang lebih bijak, insecurity adalah blessing in disguise yang dapat menghantarkan kita pada versi diri yang lebih baik lagi.
 

Akhir kata, buku insecurity Is My Middle Name sangat direkomendasikan untuk siapa saja yang tengah merasakan insecurity terutama jika tak memiliki orang lain untuk mendengarkan keluh kesah. 


Post a Comment

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama