Cerita Pendek : Tolong Jelaskan!

Cerpen Cinta

Aku memiliki sepasang mata tetapi aku tidak bisa melihat. Aku memiliki sepasang telinga tetapi aku tidak bisa mendengar. Bagaimana dengan berjalan? Jika kau mempertanyakan hal itu aku akan menjawab begitu beruntungnya aku memiliki seseorang yang selalu ada disampingku. Menemaniku dan mengajakku ke tempat yang aku inginkan. Aku bisa merasakan kehangatan atas perhatian yang Ia berikan kepadaku.

Baca Cerpen Part 1:

Ada suatu hal yang membuatku begitu nyaman berada didekatnya. Saat dimana Ia selalu menggandeng tanganku kemana pun Ia pergi dan perkataan yang keluar dari mulutnya pun begitu menenangkan pikiranku. Hingga suatu ketika, ketidakberuntungan terjadi pada hidupku. Ia menghilang dan meninggalkanku. Aku tidak tahu apa alasannya. Aku mencarinya dengan tubuhku yang lemah ini. Seringkali aku terjatuh dan nyaris tergelincir ke tepi jurang untuk mencarinya. Jika aku tidak di tolong oleh wanita tua itu mungkin aku sudah pergi dari dunia ini.

Wanita tua itu selalu memelukku setiap kali aku menangis. Aku seperti merasakan kesedihan di dalam dirinya namun aku sama sekali tidak mengerti. Aku selalu berteriak, “Mengapa hal ini terjadi padaku? Mengapa Ia pergi meninggalkanku? Apa kesalahan yang kuperbuat padanya...?”.

Suaraku habis karena aku terus mempertanyakan keberadaannya. Akan tetapi, di tengah penderitaanku tiba-tiba suatu keajaiban muncul. Aku bisa melihat apa yang ada di hadapanku dan sekelilingku. Pendengaranku kembali, aku bisa merasakan suara lembut yang berbicara padaku. 
Nak.., anakku.. ketahuilah tiada satupun manusia di muka bumi ini yang pantas kau jadikan sebagai tempat bersandar selain RabbMu..” lirihnya.

Aku hanya diam, terkurung tak paham. Apakah yang menutup mata dan telingaku selama ini adalah aku sendiri? Apakah aku pihak yang salah hingga berani meletakkan kebahagianku pada manusia yang bukan pilihan takdirku? Aku bingung, bantu aku, tolong... jelaskan semua ini!
 
¤¤¤

Satu tahun yang lalu, tepatnya saat aku berumur 20 tahun dan menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas ternama di Indonesia. Pada masa awal perkuliahan semester 1 aku mendapati keanehan di dalam diriku. Kau pasti sudah bisa menebaknya. Sebagian besar manusia atau bahkan setiap manusia pernah merasakan hal ini. Saat dimana dirimu seperti berada dalam suatu medan perang. Detak jantungmu lebih cepat dari biasanya. Namun dalam kehidupanku hal itu bisa terjadi hanya karena senyuman dan ribuan perhatian yang aku terima dari seseorang. Lebih parahnya lagi semua ingatan tentangnya bisa kembali  seusaha apapun aku ingin melupakannya. Seperti fitur recycle bin yang dapat memulihkan file yang sudah kau hapus secara sengaja atau tidak sengaja. Canggih namun melelahkan.

Hingga memasuki semester ke 5 detak jantungku masih tidak baik-baik saja. Rasanya aku ingin meminta maaf atas semua yang aku perbuat. Maaf, jika tiba-tiba aku memperhatikanmu dari kejauhan. Maaf, jika aku mengagumimu dalam diam. Tetapi aku mendapati kabar bahwa dirimu menyukai seseorang. Tamatlah riwayatku, selama ini aku banyak membuang waktuku karena memikirkanmu. Baiklah, aku harus membuat keputusan yang tepat yakni berhenti melanjutkan tulisan ini. Dan syukurlah, cerita tentangmu tidak lebih dari 100 halaman yang mengharuskanku menerbitkan buku tentang perasaanku kepadamu.

Namun ternyata semua ini tidak semudah yang aku pikirkan. Mengapa aku jadi sering bertemu denganmu akhir-akhir ini? Yang membuatku resah kau begitu mudah melemparkan senyum kepadaku. Jika itu adalah sejenis bola pasti akan aku tangkap dan simpan. Eh., maksudku akan segera aku buang ke tong sampah tepatnya. Bisa-bisa nya aku menerima senyuman itu dengan mudah. Jadi, apakah aku harus melanjutkan tulisan ini sampai aku mengetahui siapa seseorang yang kau sukai itu?  Konyol sekali, aku tidak ingin membuang waktuku untuk kesekian kalinya. Ayolah, kerjasamanya sedikit. Bagaimana bisa bangkit kalau seperti ini jalan ceritanya.

Namun ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu. Iya benar, dirimu yang sedang membaca tulisan ini. Yang mungkin saja kita memiliki alur cerita yang sama. Pertanyaanku cukup mudah dan kau hanya perlu menjawab “Ya” atau “Tidak”. Jadi, serumit inikah saat seseorang menyembunyikan perasaannya? Memakai topeng berlapis-lapis untuk memperlihatkan senyum yang manis dan terlihat baik-baik saja? Padahal hatinya sedang memasang pertahanan supaya tidak terluka.
 
¤¤¤
 
10 November 2023
Hujan membasahi tubuhku saat aku ingin menemuimu. Langkahku ku percepat untuk segera sampai ke perpustakaan. Sepanjang perjalanan aku teringat 3 tahun yang lalu, aku yang tak sengaja melihatmu kebingungan mencari buku untuk tugas kuliahmu. Entah kerasukan apa tiba-tiba aku ingin membantumu dan kau meng-iyakannya. Pertemuan itu adalah moment paling bersejarah sepanjang hidupku.

Hujan semakin deras, aku tidak membawa payung untuk melindungiku. Terpaksa aku harus berteduh dan menghentikan langkahku di gedung biru. Gedung yang warna nya sama dengan namamu, Biru Al Khalid. Aku sedikit melamun karena teringat dirimu. Disaat hujan pun bisa-bisa nya kau melintas di pikiranku. Dari kejauhan mataku tertuju pada seseorang yang mirip denganmu dan payung yang dibawa pun sama persis seperti punyamu. Haduh.. bisa-bisa nya aku menghayal kau menjemputku disaat hujan deras seperti ini. Udara semakin dingin, sepertinya aku akan demam.

Mau diam disini saja sampai hujan reda atau mau hujan-hujanan denganku?” Aku terkejut. Baru saja aku memikirkannya tetapi tiba-tiba makhluk ini berada tepat disampingku? Ah, dasar Biru. Selalu saja membuat jantungku ingin lepas dariku.

Maaf, aku tidak bisa tepat waktu menemuimu dan kau pun harus kerepotan menjemputku seperti ini. Seharusnya kau tunggu aku saja disana dan menyelesaikan tulisanmu itu”. Ucapku dengan nada pelan. 

Rasanya begitu canggung berjalan berdua ditengah guyuran hujan. Yah, ini terjadi karena aku memilih hujan-hujanan dengannya. Mungkin ini akan menjadi kenangan seumur hidupku. Tapi walaupun begitu, Ia hanya membalas dengan senyuman atas perkataan maafku itu. Biru memang selalu begitu dari dulu, karena senyuman dan perhatiannya jantungku selalu tidak aman. Seperti gunung merapi yang bisa meledak kapan saja.
¤¤¤
 
Biru, aku tidak tahu apa maksud dari semua ini. Dari semua candaanmu, ceritamu dan kebaikanmu terhadapku. Bertahun-tahun lamanya kau berusaha baik kepadaku, membersamaiku disaat aku membutuhkan seseorang, menolongku disaat aku memerlukan bantuan. Tanpa berpikir panjang kau mengajakku jalan, menceritakan semua yang terjadi dari hal kecil sampai pembahasan yang begitu serius. Hingga tiba masanya, kau menanyakan kepastian perasaanku terhadapmu. Aku hanya diam beberapa detik setelah suara itu masuk di telingaku. Aku bingung, aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku takut.. aku takut jika kita bersama hubungan ini akan berakhir dengan begitu mudah. Aku tidak ingin kehilanganmu sebagai seseorang yang selalu mendengarkan ceritaku, keluhanku, dan seseorang yang aku percaya. Tolong, beri aku waktu untuk mempertimbangkan ucapanmu itu. Bukan aku tak percaya padamu, namun aku sulit mempercayakan perasaanku ini untuk berlabuh pada dermaga yang belum pernah aku ketahui seperti apa kondisinya.

Bersambung...

Kontribusi: Marina

Post a Comment

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama