Sahabat yang Baik: Rezeki selain Uang dan Sehat

Sahabat Terbaik


Pernah terpikir, definisi Sahabat Terbaik menurutmu itu apa? 

Catatan ini sebetulnya sudah tertulis di buku jurnal tahun kemarin ketika mengikuti kegiatan Ta’lim Ramadan bersama rekan-rekan kerjaku. Tetapi, bila disimpan saja rasanya akan jarang orang membacanya, bukankah berbagi itu indah? 

Seseorang yang menjadi pengisi kegiatan tersebut bertanya kepada kami : 

“Apa definisi sahabat menurut kalian?” 

Lantas seorang rekan kerjaku menjawab, 

“Sahabat itu adalah orang yang senantiasa membawa kita ke jalan kebaikan. Menegur di saat kita salah dan tidak membuat kita pasrah. Dia yang hadir ketika kita sulit, dan hadir juga disaat kita bahagia. Sahabat juga adalah orang yang selalu mengingatkan kita kepada Tuhan.”

Lalu direfleksikan dan disimpulkanlah oleh narasumber ta’lim.

Ia menyebutkan, dalam Kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah :

لاَتصْØ­َبْ من Ù„اَÙŠُÙ†ْÙ‡ِضُÙƒَ حالهُ ولاَ ÙŠَدُÙ„ُّÙƒَ علَÙ‰ اللهِ مقاَلهُ 

"Jangan bersahabat dengan seseorang yang tidak membangkitkan semangat taat kepada Allah, perilakunya dan tidak memimpin engkau ke jalan Allah apa yang dikatakannya."

Dalam hadits: 

"Seseorang akan mengikuti pendirian [kelakuan] temannya, maka lihatlah saudaramu dengan siapakah harus didekati sebagai teman." 

Berteman boleh dengan siapa saja, tetapi tidak untuk bersahabat. Kita itu kudu menyeleksi siapa yang menjadi sahabat kita. 

Aku ngerasain, bedanya punya banyak sahabat dan hanya sedikit. Seumur-umur punya sahabat dari zaman aku SD sampai sekarang sudah lulus kuliah, ya itu doang yang bertahan hanya satu atau dua. Everything has changed, but they’re not. Meski terkadang, ada rasa sungkan untuk meminta tolong dengannya karena jarak dan waktu yang memisahkan, tapi rasa rindu amatlah besar. 

Kalian pernah merasa sedih, butuh tempat untuk bercerita lantas mencari orang untuk berkeluh kesah? Kita memang sebaiknya bercerita dengan Yang Maha Kuasa, ketika berdoa dan curhat kepada Allah yang memberikan segala kehidupan di dunia ini, tapi tak dapat dipungkiri pula kita kadang ingin cerita ke sesama manusia. Hal ini karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Hadirnya sahabat, adalah pelipur lara. Setidaknya, rasa lega akan hadir ketika kita mengeluarkan uneg-uneg dan mereka tak menyela sedikit pun. Lantas ketika kita telah usai bercerita, mereka masih merangkul dan membawa kita ke jalanNya. Bukan menghakimi tetapi mengingatkan dan membawa kita untuk terus sabar. Cara orang bersahabat itu banyak macamnya. Kita hanya bisa memahami ketika kita yang menjadi tokohnya.  

Bercerita pun tetap tak boleh asal. Meski kita ingin sekali mencurahkan segalanya. Ada hal-hal yang tetap dijaga karena bisa jadi yang kamu ceritakan adalah aibmu sendiri, maka sebaiknya ceritakan saja yang memang pantas untuk diceritakan.

Aku sering memperhatikan cara orang bersikap dengan sahabatnya berbeda, Mungkin begitulah cara ia mengungkapkan tali persahabatan, dan kita tak bisa menghakimi bahwa persahabatan mereka salah. Penilaian kita belum tentu benar. 

Pernah mendengar sebuah perkataan yang berbunyi, 

“Memiliki sahabat yang baik, tulus dan juga mengingatkanmu pada kebaikan adalah rezeki.” 

Yup, mereka adalah rezeki yang Allah beri. Selain uang, ada makhluk yang bernama sahabat. Bila kalian tak percaya persahabatan, yaa tak masalah, karena setiap orang memiliki standar hidup yang berbeda, juga mungkin cara hidup, dan bersosialisasi yang berbeda pula.  

Tugas kita saat ini yaitu, tetap menjaga silaturahmi. Bukan memutusnya atau meninggalkan sahabat lama. Bila ia buruk, ajaklah dan ingatkan dengan baik-baik bahwa itu salah. Begitu sebaliknya, kita jangan menjadi orang yang diwarnai, tapi jadilah pewarna bagi orang lain.

Sebelum ku tutup tulisan ini, izinkan aku mengutip sepotong lirik lagunya Sigma :

Jadikan rabithah pengikatnya

Jadikan doa ekspresi rindu

Semoga, kita bersua di syurga


Kontribusi Tulisan dari Zuha Farhanani

Post a Comment

Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya

Lebih baru Lebih lama